Kamis, 25 Februari 2016

Suku Minangkabau


Suku Minangkabau
          Suku Minangkabau adalah suku yang berasal dari Sumatera Barat dengan populasi ± 6.462.713 (menurut sensus 2010). Suku ini kemudian menyebar ke Jabodetabek, Jawa Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Negeri Sembilan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Minang, bahasa Indonesia, dan bahasa Melayu. Sedangkan agama yang dianut adalah agama Islam.
            Minangkabau berasal dari kata ‘minang’ yang berarti menang dan ‘kabau’ yang berarti kerbau. Nama tersebut berasal dari sebuah legenda. Konon ada sebuah kerajaan asing yang datang dari laut dan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing menyetujuinya dan menyediakan seekor kerbau besar yang ganas, sedangkan para masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang sedang lapar. Dalam pertempuran tersebut, si anak kerbau mengira bahwa si kerbau besar adalah induknya. Maka si anak kerbau berlari mencari susu dan menanduk kerbau besar itu sampai perut si kerbau besar tercabik-cabik. Kemenangan ini membuat penduduk setempat menamainya Minangkabau. Masyarakat Minang  sendiri berasal dari masyarakat Deutro Melayu yang melakukan migrasi dari China Selatan.
            Suku Minangkabau menggunakan sistem Matrilineal. Di mana adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk ke arah ibu sedangkan ayah adalah “tamu” dalam keluarga. Kaum perempuan memiliki kedudukan istimewa dalam menentukan pelaksanaan keputusan-keputusan. Pengaruh besar itu menyebabkan wanita sebagai “pilar utama rumah”.

            Suku Minangkabau memiliki berbagai kesenian, seperti tari-tarian dan seni bela diri. Salah satu tarian dari suku Minangkabau adalah Tari Piring. Tari Piring merupakan tarian dengan gerak cepat dari penarinya sambil memegangi piring di kedua telapak tangannya, yang diiringi lagu yang dimainkan oleh talempong dan saluang. Seni bela diri tradisional khas Minangkabau adalah Silek atau Silat Minangkabau. Sekarang, Silek tidak hanya diajarkan di suku Minangkabau melainkan sudah menyebar ke seluruh Kepulauan Melayu bahkan sampai ke Eropa dan Amerika.
            Olahraga tradisional yang sudah lama ada di Minang adalah pacuan kuda. Pacuan merupakan olahraga berkuda yang sampai sekarang masih sering diselenggarakan oleh masyarakat Minang. Olahraga ini juga menjadi perlombaan tahunan yang dilaksanakan di kawasan yang memiliki lapangan pacuan kuda.
            Rumah adat suku Minangkabau ialah Rumah Gadang. Rumah ini biasanya dibangun di atas sebidang tanah yang sudah dimiliki oleh keluarga induk secara turun temurun. Rumah ini hanya dihuni oleh kaum perempuan berserta suaminya dan anak-anaknya. Umumnya Rumah Gadang terbuat dari bahan dasar kayu dan di halaman depan terdapat Rangkiang sebanyak dua sampai enam buah untuk menyimpan padi.
            Makanan khas suku Minangkabau yang terkenal adalah Rendang, yang mendapat pengakuan sebagai masakan terlezat. Rendang biasanya terbuat dari daging sapi dan bercita rasa pedas yagn menggunakan campuran dari berbagai macam rempah. Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, Rendang memiliki filosofi tersendiri, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang yaitu dagiang, karambia, lado, dan pemasak. Dagiang adalah daging sapi yang melambangkan para pemimpin suku adat. Karambia adalah kelapa yang melambangkan kaujm intelektual. Lado adalah cabai yang melambangkan “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama. Sedangkan pemasak adalah bumbu yang melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.
 
Ayam Den Lapeh - lagu tradisional suku Minangkabau

Luruihlah jalan payakumbuah
Babelok jalan kayu jati
Dima ati indak karusuah
Ayam den lapeh ai ai
Ayam den lapeh

Mendaki jalan padangsikek
Basimpang jalan ka biaro
Di ma ati indak kamaupek
Awak takicuah ai ai
Ayam den lapeh

Sikucapang sikucapeh
Saikua tabang saikua lapeh
Tabanglah juo nan karimbo
Oilah malang juo

Pagaruyuang batusangka
Tampek bajalan urang baso
Duduak tamanuang tiok sabanta
Oi takana juo ai ai
Ayam den lapeh



Renate Sade 7H/31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar