Rabu, 24 Februari 2016

Suku Bali


Definisi Suku Bali




Suku Bali (bahasa Bali: Anak Bali, Wong Bali, atau Krama Bali) adalah suku bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%, sedangkan sisanya beragama Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha. Menurut hasil Sensus Penduduk 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di Indonesia. Sekitar 3,3 juta orang Bali tinggal di Provinsi Bali. Orang Bali juga banyak terdapat di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung dan daerah penempatan transmigrasi asal Bali lainnya. Sebagian kecil orang Bali juga ada yang tinggal di Malaysia.

Asal usul Suku Bali




Ada pendapat yang mengatakan bahwa suku asli Bali adalah suku Aga yaitu salah satu subsuku bangsa Bali yang bermukim di Desa Trunyan. Masyarakat Bali Aga dianggap sebagai orang gunung yang bodoh. Sebab masyarakatnya tinggal di pegunungan yang sangat terpencil dan pedalaman sekali serta belum terjamah oleh teknologi sama sekali.

Penduduk asli suku Bali Aga ini bermukim di pegunungan karena masyarakatnya menutup diri dari pendatang yang mereka sebut dengan Bali Hindu, yaitu penduduk keturunan Majapahit. Selain itu, masyarakatnya juga menganggap bahwa daerah di pegunungan adalah tempat suci karena daerah tersebut banyak sekali puri dan kuil yang dianggap suci oleh masyarakat Bali.

Selain suku Aga yang ada di Bali, ada pula suku Bali Majapahit. Suku ini berasal dari pendatang Jawa yang sebagian besar tinggal di Pulau Bali khususnya berada di dataran rendah. Masyarakatsuku Bali ini berasal dari masyarakat Jawa pada kerajaan Majapahit yang menganut agama Hindu. Mata pencaharian dari masyarakat suku ini adalah bercocok tanam. Suku ini juga menjadi salah satu pengaruh dari sejarah suku Bali.

Pendapat lain mengatakan bahwa, asal-usul suku Bali terbagi ke dalam tiga periode atau gelombang migrasi yaitu :
            a. Gelombang pertama terjadi sebagai akibat dari persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah
b. Gelombang kedua terjadi secara perlahan selama masa perkembangan agama Hindu di Nusantara
c. Gelombang ketiga merupakan gelombang terakhir yang berasal dari Jawa, ketika Majapahit runtuh pada abad ke-15 seiring dengan Islamisasi yang terjadi di Jawa sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk melestarikan kebudayaannya di Bali, sehingga membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa klasik dengan tradisi asli Bali.

Kebudayaan



Pulau bali sangat terkenal dengan Kebudayaannya seperti seni tari, seni pertujukan, dan seni ukirnya. Covarrubias mengamati bahwa setiap orang Bali layak disebut sebagai seniman, sebab ada berbagai aktivitas seni yang dapat mereka lakukan lepas dari kesibukannya sebagai petani, pedagang, kuli, sopir, dan sebagainya mulai dari menari, bermain musik, melukis, memahat, menyanyi, hingga bermain lakon.

Hampir diseluruh desa banyak dijumpai sebuah pura yang indah, pemain gamelan andal, dan bahkan aktor berbakat. Bahkan sesajen yang dibuat wanita Bali memiliki sisi artistik pada jalinan potongan daun kelapa dan susunan buah-buahan yang rapi dan menjulang. Menurut Covarrubias, seniman Bali adalah perajin amatir, yang melakukan aktivitas seni sebagai wujud persembahan, dan tidak peduli apakah namanya akan dikenang atau tidak. Seniman Bali juga merupakan peniru yang baik, sehingga ada pura yang didekorasi dengan ukiran menyerupai dewa khas Tionghoa, atau dihiasi relief kendaraan bermotor, yang mereka contoh dari majalah asing.

Tarian Suku Bali yang diwariskan oleh UNESCO


Tari Legong Keraton
Bali terkenal dengan kebudayaannya yang masih sangat kental. Mulai dari tari-tarian, tradisi bahkan keseniannya sangat terkenal diseluruh dunia. Sehingga banyak wisatawan yang senang mengunjungi pulau dewata ini. Tidak hanya itu pemandangan alamnya pun menjadi salah satu daya Tarik utama.
Karena tari-tariannya yang sangat unik, ada beberapa tarian di bali yang dijadikan sebagai warisan budaya Unesco. Badan PBB untuk urusan Budaya (UNESCO) menetapkan sembilan tarian tradisi Bali sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda (WBD-TB) secara aklamasi. Penetapan warisan budaya ini dilakukan secara resmi dalam sidang UNESCO di Windoek Nambia, Afrika Selatan yang dilaksanakan pada 1-2 Desember 2015.
Tari yang dipilih berjumlah 9 jenis yang dianggap mewakili seluruh tarian Bali yang dimiliki oleh masyarakat Bali, baik yang tinggal di Pulau Bali maupun yang tinggal di luar Bali. Saat ini banyak masyarakat Bali yang tersebar diberbagai kepulauan Nusantara dan bahkan diluar negeri. Namun mereka yang merantau tidak begitu saja melupakan kebudayaan tradisi mereka. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang Bali yang kerap menampilkan tari-tariannya di luar Bali bahkan di luar negeri.

Berikut adalah 9 tari-tarian dari Bali yang ditetapkan jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO:
1. Tari Rejang dari Kabupaten Klungkung,
2. Tari Sanghyang Dedari asal Kabupaten Karangasem,
3. Tari Basis Upacara asal Kabupaten Bangli,
4. Tari Topeng Sidhakarva atau Topeng Pajegan dari Kabupaten Tabanan,
5. Tari Gambuh dari Kabupaten Gianyar,
6. Drama Tari Wayang Wong dari Kabupaten Buleleng,
7.  Tari Legong Keraton dari Denpasar,
8. Tari Joged Bumbung asal Kabupaten Jembrana, dan
9. Tari Barong Ket Kuntisraya asal Kabupaten Badung.

Lagu Suku Bali
1.Meong-meong

2.Putri Cening Ayu

3.Jangi Janger


Alat musik khas Suku Bali

1.Gamelan Bali:

Bali yang kita kenal sebagai pulau dewata juga memiliki gamelan seperti halnya provinsi lain di pulau Jawa. Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdiri dari gong, kendang, kempul dan gambang. Bahan pembuatan gamelan antara lain  terbuat dari logam, menghasilkan suara yang nyaring dan gema yang yang bagus, dipakai dalam upacara agama dan mengiringi tarian.

Walaupun bisa dikatakan memiliki fungsi yang sama dengan gamelan dari pulau Jawa, akan tetapi bentuk ornamen atau hiasan gamelan Bali menjadi salah satu ciri yang membedakannya.


2.Rindik:


Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul tersebut terbuat dari susunan bambu. 
Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Rindik biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat "Joged Bumbung. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu

3.Ceng-Ceng:
Alat musik tradisional Bali selanjutnya disebut dengan Ceng-ceng. Ceng ceng adalah musik yang berbentuk seperti 2 buah keping simbal yang terbuat dari logam, yang dimainkan dengan carame madukan keping simbal tersebut. Alat musik tradisional Bali yang satu ini dipakai untuk mengiringi gamelan maupun rindik.

Kemasyarakatan Dan Kekeluargaan Dalam Suku Bali

Masyarakat Bali hidup dalam bentuk kesatuan hidup setempat yang disebut pawongan atau desa yang terbagi ke dalam dua jenis, yaitu desa adat dan desa dinas. Yang pertama adalah desa tradisional yang terbentuk berdasarkan ketentuan adat turun temurun yang terikat secara religius ke dalam berbagai kegiatan upacara. Desa adat ini dipimpin oleh seorang kepala Adat yang disebut kelian adat atau bandesa adat. Tokoh ini dipilih dari anggota kerapatan adat desa yang disebut kerama desa untuk waktu yang tidak terbatas. Desa dinas adalah bentuk desa yang terpengaruh oleh sistem administrasi nasional karena merupakan bagian dari sebuah Kecamatan dan berurut ke atas ke Kabupaten dan Provinsi. Desa dinas dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang disebut perbekel atau bandesa.

Rumah Adat 


Rumah adat di Bali bernama Gapura Candi Bentar.Istilah “Gapura Candi Bentar” sendiri sejatinya merujuk pada bangunan gapura yang menjadi gerbang pada rumah-rumah tradisional Bali. Gapura tersebut terdiri dari dua buah candi serupa dan sebangun, tetapi merupakan simetri cermin, yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk ke pekarangan rumah. Gapura tersebut tidak memiliki atap penghubung pada bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung dibagian dalam oleh anak-anak tangga yang menjadi jalan masuk.

Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali asli di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar
2. Bahasa Bali Majapahit yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus

Sistem Kekerabatan Suku Bali
Sistem perkawinan suku bali dulunya ditentukan oleh kasta. Yang mana wanita dari kasta tinggi tidak boleh kawin dengan laki-laki kasta rendah. Namun seiring perkembangan zaman, hal itu tidak berlaku lagi. Perkawinan yang dianggap pantang adalah perkawinan saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri (mak dengan ngad). Hal itu akan menimbulkan bencana (panes).
Cara memperoleh istri berdasarkan adat ada dua, yaitu:
1.memadik, ngindih: dengan cara meminang keluarga gadis;
2.mrangkat, ngrorod: dengan cara melarikan seorang gadis.
  1. Kepercayaan
    Mayoritas suku Bali menganut kepercayaan Hindu Siwa-Buddha, salah satu denominasi agama Hindu. Ajaran ini dibawah oleh para pendeta dari India yang berkelana di Nusantara dan kemudian memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada suku Bali berabad-abad yang lalu. Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan mitologi pra-Hindu yang diyakini mereka. Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi ketiga, dikenal sebagai Bali Aga, sebagian besar menganut agama berbeda dari suku Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan tradisi animisme.
    Suku Bali Hindu percaya adanya satu Tuhan dengan konsep Trimurti yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:
1.Brahmana : menciptakan.
2.Wisnu : yang memelihara.
  3.Siwa : yang merusak.
Selain itu hal-hal yang mereka anggap penting adalah sebagai berikut.

    1.Atman : roh yang abadi.
    2.Karmapala : buah dari setiap perbuatan.
    3.Purnabawa : kelahiran kembali jiwa.
Tempat ibadah agama Hindu disebut pura. Pura memiliki sifat berbeda, sebagai berikut:


  1. Pura Besakih: sifatnya umum untuk semua golongan.
  2. Pura Desa (kayangan tiga): khusus untuk kelompok sosial setempat.
  3. Sanggah: khusus untuk leluhur.
Nama:Bertrand Redondo M.
Kelas/Absen:7H/5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar