Rabu, 24 Februari 2016

Suku Aceh

Suku Aceh (bahasa Aceh: Ureuëng Acèh) adalah nama sebuah suku penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Provinsi Aceh, Indonesia. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Aceh, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat dan berkerabat dekat dengan bahasa Cham yang dipertuturkan di Vietnam dan Kamboja. Berdasarkan estimasi terkini, jumlah suku Aceh mencapai 4.477.000 jiwa, yang sebagian besar bertempat tinggal di Provinsi Aceh, Indonesia. Sedangkan menurut hasil olahan data sensus BPS 2010 oleh Aris Ananta dkk jumlah suku Aceh di Indonesia adalah sebanyak 3.404.000 jiwa.
Budaya
·        Tarian
Salah satu budaya yang berasal dari Aceh adalah Tari saman. Tarian ini sudah berhasil mencapai mancanegara. Syair dalam tarian saman menggunakan bahasa Gayo. Biasanya tarian ini dapat ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.
·         Bahasa
Bahasa Aceh termasuk dalam kelompok bahasa Aceh-Chamik, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rhade, Chru, Utset dan bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamik, yang dipertuturkan di Kamboja, Vietnam, dan Hainan. Adanya kata-kata pinjaman dari bahasa bahasa Mon-Khmer menunjukkan kemungkinan nenek-moyang suku Aceh berdiam di Semenanjung Melayu atau Thailand selatan yang berbatasan dengan para penutur Mon-Khmer, sebelum bermigrasi ke Sumatera Kosakata bahasa Aceh banyak diperkaya oleh serapan dari bahasa Sanskerta dan bahasa Arab, yang terutama dalam bidang-bidang agama, hukum, pemerintahan, perang, seni, dan ilmu. Selama berabad-abad bahasa Aceh juga banyak menyerap dari bahasa Melayu.

·         Batik Aceh
Motifnya cenderung rata – rata cukup sama pada Batik lainnya yang mengambil pola – pola yang berbentuk tanaman, bunga – bunga, dan dedaunan. Yang merupakan cerminan dari masyarakat Aceh sendiri, tetapi jarang atau tidak menggambarkan makhluk bernyawa, atau binatang, karena hal tersebut terlarang oleh syariat Islam untuk menggabarkan makhluk bernyawa dalam pembuatan kain Batik. Pengaruh Islam yang kuat pun tercermin pada bentuk sulur, melingkar, dan garis tetap pada tiap motif. 
Batik Aceh-motif pintu acehMotif Pintu Aceh
Motif Pintu Aceh ini menunjukan ukuran tinggi pintu yang rendah, menggambarkan 
 orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, tetapi didalamnya memiliki ruangan yang luas sesungguhnya. Motif tersebutlah adalah pelambangan kepribadian rakyat Aceh, yaitu bertabiat dan ada istiadat yang tidak mudah dibuka oleh orang asing, tetapi menjadi sangat baik bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal.


tolak angin
Motif Tolak Angin
Motif Tolak Angin ini menunjukan lambang banyaknya ventilasi pada Rumah Adat Aceh sendiri. Motif tersebut menunjukan bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah untuk menerima perbedaan satu sama lain.



BUNGONG JUMPA

Motif Bungong Jeumpa
Motif Bungong Jeumpa atau Bunga Jeumpa, yaitu Bunga Kantil diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya yang sangat indah. Oleh karena itu dikatan motif ini bernuansakan alam dan mengandung unsur natural atau alam di dalamnya








Christy Felicia 7H/08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar