Suku Dayak
A. Sejarah Suku Dayak Kalimantan
Secara bahasa,
Dayak sebetulnya bukanlah nama sebuah suku. Yang disebut “Orang Dayak” dalam
bahasa Kalimantan secara umum artinya adalah “Orang Pedalaman” yang jauh dari
kehidupan kota.
Dan ‘Orang Dayak’ itu tadi bukan dikhususkan untuk sebuah suku saja, akan tetapi terdapat bermacam-macam suku. Contohnya, Dayak Kenyah, Dayak Hiban, Dayak Tunjung, Dayak Bahau, Dayak Benua, Dayak Punan serta masih terdapat puluhan Uma (anak suku) yang tersebar di berbagai hutan di wilayah Kalimantan.
Dan ‘Orang Dayak’ itu tadi bukan dikhususkan untuk sebuah suku saja, akan tetapi terdapat bermacam-macam suku. Contohnya, Dayak Kenyah, Dayak Hiban, Dayak Tunjung, Dayak Bahau, Dayak Benua, Dayak Punan serta masih terdapat puluhan Uma (anak suku) yang tersebar di berbagai hutan di wilayah Kalimantan.
Sebelum abad
20, secara keseluruhan Suku Dayak belum mengenal agama ‘samawi’, baik itu Islam
maupun yang lainnya. Yang menjadi kepercayaan mereka hanyalah kepada leluhur,
binatang-binatang, batu-batuan, serta isyarat alam yang mereka tafsirkan mirip
seperti agama Hindu kuno.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mereka mempercayai macam-macam pantangan sesuai dengan ‘tanda’ dari alam.
Dalam kehidupan sehari-harinya, mereka mempercayai macam-macam pantangan sesuai dengan ‘tanda’ dari alam.
Mereka
mempunyai pantangan untuk berbaur dengan kehidupan masyarakat dari suku lain.
Sehingga mereka selalu hidup dengan dihantui rasa ketidaktenangan yang membuat
mereka selalu berpindah-pindah, dari hutan satu ke hutan yang lainnya. Dari goa
satu ke goa yang lainnya dan seterusnya.
Dalam satu
cerita, konon leluhur mereka ini berasal dari satu negeri yang bernama ‘Yunan’
di Cina. Mereka berasal dari satu keluarga kerajaan Cina yang kalah dalam
peperangan dan pergi untuk mengamankan diri hingga sampailah di pulau
Kalimantan.
Mereka pun
merasa aman untuk tinggal di Kalimantan. Walau sudah begitu, mereka masih
memiliki trauma akibat kalah dalam peperangan sehingga mereka takut bertemu
dengan kelompok masyarakat manapun.
Mereka khawatir peperangan akan terulang kembali sehingga suku mereka bisa punah. Maka dari itu para leluhur mereka membuat pantangan untuk tidak menemui satupun kelompok yang berbeda dari kalangan mereka.
Mereka khawatir peperangan akan terulang kembali sehingga suku mereka bisa punah. Maka dari itu para leluhur mereka membuat pantangan untuk tidak menemui satupun kelompok yang berbeda dari kalangan mereka.
B. Macam-macam Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan
Meskipun
sebagian Suku Dayak sudah mau berbaur dengan masyarakat umum, namun yang
menjadi satu ciri khas mereka adalah mereka tetap berpegang teguh kepada adat
istiadat dari nenek moyang mereka terutama yang berhubungan dengan
supranatural. Contoh-contoh adat istiadat Suku Dayak adalah:
1. Upacara Tiwah
Upacara
Tiwah merupakan satu acara adat suku Dayak. Tiwah adalah ritual yang
dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung
yang sudah di buat. Sandung adalah tempat semacam rumah kecil yang memang
dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia.Bagi suku Dayak, Upacara
Tiwah adalah momen yang sangat sakral. Pada acara Tiwah ini, sebelum
tulang-tulang orang yang sudah mati tersebut di antar dan diletakkan ke
tempatnya (Sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong
maupun hiburan lain. sampai akhirnya tulang-tulang tersebut di letakkandi
tempatnya (Sandung).
2. Tari Kancet Papatai
Tari Kancet
Papatai merupakan seni budaya dalam bentuk tari-tarian perang. Tari
ini bercerita tentang seorang pahlawan suku Dayak Kenyah yang sedang
berperang melawan musuh. Tarian ini juga menggambarkan tentang keberanian
para pria atau ajai suku Dayak Kenyah dalam berperang, mulai perang sampai
dengan upacara pemberian gelar bagi pria atau ajai yang sudah berhasil
mengenyahkan musuhnya.
Gerakan
tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh
pekikan para penari. Kancet Papatai diiringi dengan lagu Sak Paku dan
hanya menggunakan alat musik sampe.
3. Dunia mistik
Dunia
supranatural bagi Suku Dayak memang sudah sejak dulu menjadi ciri khas kebudayaan
Dayak. Asal anda tahu saja, karena kegiatan supranatural ini pula orang
luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia (kanibal) . Tetapi
walaupun begitu suku Dayak bukanlah seperti itu, sebenarnya suku Dayak cinta
damai asal mereka tidak di ganggu dan ditindas semena-mena.
C. Pakaian adat Suku dayak
Busana tradisional Adat Dayak adalah pakaian khas yang digunakan oleh Suku Dayak
disaat mengadakan upacara adat, acara perkawina dan acara lainnya. Busana tradisional Dayak juga memiliki fungsi
sebagai pemberian kasta dimana desain corak yang berbeda atau lebih menonjol
dari corak yang dikenakan pada umumnya menandakan orang tersebut adalah
keturunan bangsawan, contohnya adalah corak bergambar harimau. Suku
Dayakmemiliki busana tradisional yang disebut sapei
sapaq untuk kaum laki-laki dan ta'a untuk kaum perempuan
D. Rumah adat Suku Dayak
Ezra\7H\13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar