Senin, 22 Februari 2016

Agama Buddha


SEJARAH

Agama Budha terlahir di abad ke-6 SM di Nepal. Orang yang menjadi pencetusnya adalah seorang ksatria bernama Siddharta Gautama. Agama ini muncul dari perpaduan berbagai kebudayaan seperti kebudayaan helinistik (Yunani), kebudayaan Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Agama ini juga muncul karena adanya reaksi terhadap hadirnya agama Hindu yang muncul lebih awal. Dari Nepal, agama Budha menyebar dengan cepat mengalahkan penyebaran agama Hindu ke berbagai daerah di India, hingga ke seluruh benua Asia. Hingga kini, agama Budha sudah menjadi agama mayoritas di beberapa negara seperti Thailand, Kamboja, Singapura, Myanmar, dan Taiwan.  

Perkembangan Agama Budha Agama Budha mencapai masa kejayaan di zaman pemerintahan Raja Ashoka (273-232 SM) yang menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Pada zama raja Ashoka banyak dibangun bangunan-bangunan yang sangat berharga bagi Agama Budha seperti stupa dan tugu-tugu yang terkenal dengan sebutan Tiang-Tiang Ashoka.

Dalam perjalanannya yakni setelah 100 tahun meninggalnya Sang Budha, agama Budha terpecah menjadi 2 aliran. Perpecahan tersebut terjadi karena adanya penafsiran yang berbeda dari masing-masing kubu. Ke dua aliran tersebut adalah aliran Budha Hinayana dan aliran Budha Mahayana. Aliran budha Hinayana mempunyai sifat-sifat tertutup, dalam artian aliran yang berpendapat bahwa setiap orang hanya dapat mengejar pembebasan dari samsara untuk dirinya sendiri. Sedangkan aliran budha Mahayana mempunyai sifat-sifat terbuka, dalam arti setiap umat manusia berhak menjadi seorang Budha sehingga pengaruhnya dapat membebaskan dirinya dan orang lain dari samsara (kesengsaraan).

 

KONSEP KETUHANAN

Ketuhanan Yang Mahaesa dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam yang artinya “Suatu Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Dijelmakan, Tidak Diciptakan dan Yang Mutlak”. Dalam Sutta Pitaka, Udana VIII : 3, Sang Buddha mengatakan bahwa karena ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.

Di dalam agama Buddha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebuddhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana batin manusia tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir. Untuk mencapai itu pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya. Tidak ada dewa – dewi yang dapat membantu, hanya dengan usaha sendirilah kebuddhaan dapat dicapai.

 

KITAB SUCI

Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka(sansekerta) dan Tipitaka(Pâli). Kitab suci tersebut dibagi menjadi 3 pitaka yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka.

Vinaya Pitaka berisi tentang peraturan bagi para bhikkhu dan bhikkhuni. Sutta Pitaka dibagi menjadi lima Nikâya yaitu Dîgha Nikâya, Majjhima Nikâya, Anguttara Nikâya, Samyutta Nikâya, dan Khuddaka Nikâya.

 

AJARAN

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat karena perbuatannya dan seseorang masuk surga atau tiaknya tidak ditentukankan oleh kasta atau status sosial.

Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali.

Buddha mengajarkan agar jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.

Buddha mengajarkan agar menjadikan dirimu pelindung bagi dirimu sendiri.

Agama Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan. Bahkan, Buddha sendiri melarang penyebaran ajaranNya melalui senjata dan kekerasan.

Buddha mengajarkan bahwa seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.

Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu muncul dari suatu sebab. Akibat baik muncul dari keadaan yang baik, dan akibat buruk muncul dari penyebab yang buruk.

 

TEMPAT IBADAH

Wihara atau vihara dalam bahasa sansekerta ada tempat ibadah agama Buddha. Berikut adalah contoh vihara di Indonesia:

 

Vihara Buddha Dharma (Buddhayana)

Jl. Sunset Road No. 88x

Kuta - Denpasar Bali 08361

 

Vihara Buddhayana

Jl. D.I. Panjaitan 161

Bengkulu

 

Vihara Giri Surya

Desa Wiloso, Kec. Panggang

Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta

 

Cetiya Amitabha Buddha

Komp. Perumahan Green Garden, Blok 13-18 (Daan Mogot)

Jakarta Barat

 

HARI RAYA

1. Waisak

Peringatan hari kelahiran Pangeran Siddharta (nama sebelum menjadi Buddha), hari pencapaian Penerangan Sempurna Pertapa Gautama, dan hari Sang Buddha wafat atau mencapai Nibbana/Nirwana.

2. Kathina

Hari upacara persembahan jubah kepada Sangha setelah menjalani Vassa. Jadi setelah masa Vassa berakhir, umat Buddha memasuki masa Kathina atau bulan Kathina.

3. Asadha

Hari peringatan peristiwa dimana Buddha membabarkan Dharma untuk pertama kalinya kepada 5 orang pertapa (Panca Vagiya) di Taman Rusa Isipatana, pada tahun 588 Sebelum Masehi.

Cheryl Joanne Amadea
7H/07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar